Niat
Puasa[1].
Fatwa
Syekh ‘Athiyyah Shaqar.
Pertanyaan:
Saya lupa
berniat puasa pada waktu malam. Kemudian saya teringat setelah fajar bahwa saya
belum berniat. Apakah puasa saya sah?
Jawaban:
Niat merupakan
sesuatu yang mesti ada dalam puasa, puasa tidak sah tanpa adanya niat.
Mayoritas ulama mensyaratkan agar setiap hari mesti berniat puasa, sebagian
ulama mencukupkan satu niat saja pada awal malam bulan Ramadhan untuk niat satu
bulan secara keseluruhan. Waktu berniat adalah sejak tenggelam matahari hingga
terbit fajar. Jika seseorang berniat melaksanakan puasa di malam hari, maka niat
itu sudah cukup, ia boleh makan atau minum setelah berniat, selama sebelum
fajar. Imam Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi meriwayatkan
bahwa Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
“Siapa yang
tidak menggabungkan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya”.
Tidak
disyaratkan melafalkan niat, karena tempat niat itu di hati. Jika seseorang
sudah bertekad di dalam hatinya untuk melaksanakan puasa, maka itu sudah cukup.
Meskipun hanya sekedar bangun pada waktu sahur dan berniat akan melaksanakan
puasa, itu sudah cukup, atau minum agar tidak merasakan haus pada siang hari,
maka niat itu sudah cukup. Siapa yang tidak melakukan itu pada waktu malam,
maka puasanya tidak sah, ia mesti meng-qadha’ puasanya. Ini berlaku pada
puasa Ramadhan. Sedangkan puasa sunnat, niatnya sah dilakukan pada waktu siang
hari sebelum zawal (matahari tergelincir).
Assalamualaikum ustadz ana izin share dan juga izin save ������������ wassalamu'alaikum
BalasHapusAssalamualaikum ustadz ana izin share dan juga izin save wassalamu'alaikum
BalasHapus