MELESTARIKAN NILAI-NILAI RAMADHAN
DENGAN ISTIQOMAH SEPANJANG HAYAT
Khutbah Idul Fithri 1 Syawwal 1436H / 17 Juli 2015M.
Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA.
Khutbah
Pertama:
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ
(3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اللهُ
اَكْبَرْ
وَ للهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَشْهَدُ اَنْ
لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
قاَلَ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلِتُكْمِلُوا
الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَاللهِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jama'ah sholat Idul Fitri yang
dimuliakan Allah …
Menetes
air mata orang beriman mengiringi tenggelamnya matahari kemarin sore, seiring
terbitnya hilal Syawwal, maka berpisahlah kita dengan Ramadhan. Berpisahlah
kita dengan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam, jika kita beribadah
pada malam itu, maka kita mendapatkan keutamaan ibadah yang lebih baik daripada ibadah seribu bulan. Kita
telah berpisah dengan bulan yang di dalamnya terdapat limpahan rahmat dan
ampunan Allah yang berlipat ganda. Kita telah ditinggalkan oleh bulan yang
puasa di dalamnya menutupi salah dan dosa. Kita telah ditinggalkan oleh bulan
turunnya Al-Qur’an pedoman umat manusia.
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa
kita akan bertemu lagi dengan bulan yang penuh dengan berkah itu. Betapa banyak
orang-orang yang kita kasihi dan kita sayangi, orang-orang tua kita, saudara,
kerabat dan para tetangga. Mereka yang dulu pernah bersama-sama dengan kita,
masih terbayang senyuman mereka di pelupuk mata. Tapi kini, mereka tidak lagi
bersama-sama dengan kita. Mereka telah berada di alam baka, hanya tinggal
kenangan yang tak mungkin akan terlupa.
Mari kita bersyukur atas nikmat dan
karunia yang telah diberikan Allah kepada kita. Orang yang bersyukur,
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Allah berfirman,
وَمَنْ يَشْكُرْ
فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji”. (Qs. Luqman [31]: 12).
Semoga
dengan bersyukur, Allah menambah nikmat-Nya kepada kita semua, sesuai janji-Nya:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs.
Ibrahim [14]: 7).
Selanjutnya mari kita bershalawat
kepada nabi besar Muhammad Saw. Untuk apa kita bershalawat?! Jika di dunia ini
kita membutuhkan pertolongan, maka kita bisa meminta tolong kepada
saudara-saudara kita, kerabat dan para sahabat. Akan tetapi akan ada suatu masa
nanti, seperti yang difirman Allah:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ
مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari
ibu dan bapaknya. Dari istri dan anak-anaknya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 34-36).
Mengapa semua orang melarikan diri dari orang-orang yang mereka kasihi?!
Padahal di dunia dahulu mereka tidak bisa berpisah walau sedetik pun.
لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ
يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
“Setiap
orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya”.
(Qs. ‘Abasa [80]: 37). Saat itu kita sibuk mempertanggung jawabkan semua
perbuatan kita; langkah kaki, hayunan tangan, tatapan mata, pendengaran bahkan
gerak hati. Ketika tidak ada yang dapat menolong, pada saat tidak ada yang bisa
membantu. Maka ketika itu kita mengharapkan pertolongan dan syafaat Rasulullah
Saw. Mari kita memperbanyak shalawat, semoga kita termasuk umat yang
mendapatkan syafaatnya, amin ya Robbal’alamin.
اللهُ
اَكبَرْ
(3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ
اَكْبَرْ
وَ للهِ اْلحَمْدُ.
Jamaah
Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Tujuan dari puasa adalah menciptakan manusia yang
bertaqwa. Dan kedudukan manusia di sisi Allah diukur dari ketakwaannya. Allah
berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat [49]: 13).
Manusia
dianggap mulia bukan karena hartanya, bukan karena jabatannya, bukan pula
karena bentuk dan rupanya. Rasulullah Saw bersabda:
إنَّ الله لا ينْظُرُ
إِلى أجْسَامِكُمْ ، ولا إِلى صُوَرِكمْ ، وَلَكن ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ وأعمالكم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kamu
dan tidak melihat kepada bentuk kamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan
perbuatan kamu”. (HR.Muslim).
Janji
Allah Swt untuk orang-orang yang takut kepada-Nya :
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ (46)
“Dan
bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga[1446].
[1446]
Yang dimaksud dua syurga di sini adalah, yang satu untuk manusia yang satu lagi
untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga
akhirat”. (Qs. ar-Rahman [55]: 46).
اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ
وَ للهِ اْلحَمْدُ.
Jamaah
Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Allah
Swt bercerita tentang balasan yang telah Ia siapkan untuk orang-orang yang
bertakwa:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.
(Qs. Al ‘Imran [3]: 33).
Satu bulan
penuh kita ditempa dilatih dalam berbagai kebaikan. Bulan Ramadhan yang telah
kita lalui bukanlah bulan menumpuk amal. Akan tetapi bulan membiasakan diri
beramal agar dapat kita laksanakan di bulan-bulan yang akan datang yang pada
akhirnya kita istiqomah hingga kematian tiba. Diantara amal-amal yang mesti
kita lestarikan adalah:
Pertama, takut kepada Allah Swt.
Di saat Ramadhan, kita amat sangat
takut kepada Allah Swt. Kita tidak makan, tidak minum, tidak melihat yang
haram, tidak membicarakan yang haram. Semua larangan Allah Swt kita patuhi.
Mari kita bawa rasa takut itu hingga kita mati. Krisis kita saat ini adalah
krisis tidak adanya rasa takut kepada Allah Swt. Andai seorang suami takut
kepada Allah, maka ia tidak akan menyia-nyiakan istri dan anak-anaknya. Jika
seorang istri takut kepada Allah, ia tidak akan mengkhianati suaminya. Jika
seorang anak takut kepada Allah, maka ia tidak akan menjadi anak durhaka yang
menyia-nyiakan kedua orang tuanya. Andai rakyat takut kepada Allah, maka tidak
akan ada rakyat melawan pemimpin. Andai pemimpin takut kepada Allah, maka tidak
akan ada pemimpin yang memakan hak dan menganiaya rakyatnya. Rasa takut itulah
yang menghalangi orang dari perbuatan membunuh sesama,
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا
بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ
الْعَالَمِينَ
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”. (Qs. al-Ma’idah [5]: 28). Rasa
takut itu pula yang menghalangi orang dari perbuatan zina,
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ
“Seseorang yang diajak berzina, yang
mengajak itu memiliki fisik yang bagus dan kedudukan yang tinggi. Tapi yang
diajak itu menjawab, “Aku takut kepada Allah Swt”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Rasa takut itu pula yang dapat
mencegah manusia terjerumus ke dalam perbuatan mengikuti hawa nafsu,
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ
عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya)”. (Qs. an-Nazi’at [79]: 40-41).
Kedua, berbagi kepada sesama
manusia.
Setelah merasakan sakitnya lapar, di
saat berbuka kita berbagi makanan kepada sesama. Mari kita jaga semangat
berbagi itu. Saat ini banyak orang tidak memperdulikan saudaranya. Keimanan
seseorang diukur dari sikap empatinya kepada saudaranya,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لِأَخِيهِ أَوْ قَالَ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Kamu tidak beriman, hingga kamu
menyayangi saudaramu seperti menyayangi diri sendiri”. (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
Orang yang mengaku beriman, tapi
tidak mau berbagi, maka diragukan keimanannya,
ليس بالمؤمن الذى يبيت شبعانا وجاره جائع إلى
جنبه
“Bukan orang beriman, orang yang
sanggup tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya di sampingnya dalam
keadaan lapar”. (HR. al-Hakim).
Ketiga, qiyamullail.
Bangun malam amat sangat sulit, tapi
selama Ramadhan ini kita bangun malam. Bukan hanya untuk makan sahur. Tapi
untuk melaksanakan Qiyamullail. Allah Swt berfirman,
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً
لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji”.
(Qs. al-Isra’ [17]: 79). Surga dijanjikan Allah Swt untuk orang yang
melaksanakan tahajjud di waktu malam,
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا
وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia, tebarkanlah salam,
berilah makanan kepada orang miskin, sambunglah silaturrahim, shalatlah di
waktu malam ketika orang banyak tidur, maka kamu akan masuk surga dengan
selamat”. (HR. at-Tirmidzi).
Keempat, membaca al-Qur’an.
Kita khatamkan al-Qur’an di bulan
Ramadhan, bukan berarti setelah Ramadhan kita meninggalkan al-Qur’an. Karena
al-Qur’an adalah penyembuh hati yang sempit,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. al-Isra’ [17]: 82).
Al-Qur’an akan menjadi penolong di
hari kiamat, saat anak dan harta tidak lagi berguna,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, karena
sesungguhnya al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat
bagi orang-orang yang membacanya”. (HR. Muslim).
Kelima, menyambung Silaturrahim.
Setiap malam kita bertemu dengan
keluarga, teman dan sahabat selama Ramadhan. Dalam tarawih dan tadarus. Hubungan
baik dengan keluarga kita lanjutkan dalam Silaturrahim. Hubungan baik dengan
sahabat kita lanjutkan dalam Ukhuwwah Islamiyyah. Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي
أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya, dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahim”.
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya, orang-orang yang memutus
silaturrahim. Maka Rasulullah Saw memberikan ancaman,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Orang yang memutuskan silaturrahim
tidak akan masuk surga”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hubungan yang baik dapat mengampuni
dosa-dosa, sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا
“Dua orang muslim yang bertemu,
bersalaman, Allah mengampuni dosa-dosa mereka berdua sebelum mereka berpisah”.
(HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Mengawali ibadah itu sulit, namun ada yang lebih sulit,
yaitu istiqomah dalam ibadah.
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدِّثْنِي
بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِم
Sufyan
bin Abdillah at-Tsaqafi berkata, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
sesuatu agar aku berpegang teguh dengan itu”. Rasulullah Saw menjawab,
“Katakanlah, ‘Tuhanku Allah, kemudian istiqomahlah”. (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah). Allah Swt menjanjikan balasan untuk orang-orang yang istiqomah,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا
وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. (Qs. Fusshilat [41]: 30). Maka untuk istiqomah, kita
lanjutkan nilai-nilai Ramadhan di luar Ramadhan.
Semua kembali kepada kita, mari kita jadikan puasa yang
telah kita laksanakan itu sebagai ibadah yang dapat membentuk diri kita,
mengampuni dosa-dosa kita, melipatgandakan balasan amal ibadah kita dan balasan
kebaikan untuk kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang bertakwa,
orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah SWT, amin ya Robbal’alamin.
باَرَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
Kedua:
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْراً،
وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً، لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ،
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ،
لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، اَلدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، وعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَزَجَرَ،
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ،
وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: اِنَّ اللهَ
وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ، اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى، وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ
يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ ،اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ،
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ،
وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَا
الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْن وَفي مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا
اللهُمَّ
ادْفَعْ
عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ!
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ، وَإِيْتآءِ ذِى
اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَر وَاْلبَغْي،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرْ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.