Pertanyaan:
Persaksian terhadap jenazah yang biasa kita lihat, dengan
pertanyaan: “Apakah jenazah ini baik?”. Lalu dijawab: “Baik”. Apakah ada
dalilnya?
Jawaban:
Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim:
أَنَسَ
بْنَ مَالِكٍ - رضى الله عنه - يَقُولُ مَرُّوا بِجَنَازَةٍ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا
خَيْرًا ، فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « وَجَبَتْ » . ثُمَّ
مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ « وَجَبَتْ » . فَقَالَ
عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ - رضى الله عنه - مَا وَجَبَتْ قَالَ « هَذَا
أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ
عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِى
الأَرْضِ » .
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Mereka
melewati jenazah, lalu mereka memuji kebaikan jenazah itu. Rasulullah Saw
bersabda: “Wajib”. Kemudian mereka melewati jenazah lain, mereka mencela,
Rasulullah Saw bersabda: “Wajib”. Umar bin al-Khaththab berkata: “Apa yang
wajib?”. Rasulullah Saw menjawab: “Jenazah yang kamu puji baik, ia wajib masuk
surga. Jenazah yang kamu cela, ia wajib masuk neraka. Kamu adalah para saksi
Allah di atas bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi pujian dalam hadits ini
murni dari orang yang ingin memberikan persaksian, bukan direkayasa dengan
ditanya: “Apakah jenazah ini baik?”. Pertanyaan seperti ini akan membuat orang
berbohong, karena tidak ada yang akan menjawab : “Tidak baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar