Pertanyaan:
Bolehkah menyembelihkan kurban untuk orang yang telah meninggal dunia?
Jawaban:
الأضحية عن الغير: قال الشافعية: لا يضحى عن الغير بغير إذنه، ولا عن ميت إن لم يوص بها، لقوله تعالى: {وأن ليس للإنسان إلا ما سعى} [النجم:39/53] فإن أوصى بها جاز، وبإيصائه تقع له. ويجب التصدق بجميعها على الفقراء، وليس لمضحيها ولا لغيره من الأغنياء الأكل منها، لتعذر إذن الميت في الأكل.
وقال المالكية: وكره فعلها عن ميت إن لم يكن عينها قبل موته، فإن عينها بغير النذر، ندب للوارث إنفاذها.
وقال الحنفية والحنابلة: تذبح الأضحية عن ميت، ويفعل بها كعن حي من التصدق والأكل، والأجر للميت، لكن يحرم عند الحنفية الأكل من الأضحية التي ضحى بها عن الميت بأمره.
Berkurban untuk orang lain.
Menurut mazhab Syafi’i: tidak boleh berkurban untuk orang lain tanpa seizinnya. Tidak boleh berkurban untuk orang yang telah meninggal dunia jika orang yang telah meninggal itu tidak meninggalkan wasiat untuk itu. Berdasarkan ayat: (Qs. An-n-Najm: 53). Jika orang yang meninggal itu meninggalkan wasiat sebelum meninggal, maka boleh menyembelihkan kurban untuknya, dengan wasiatnya itu maka pahala kurban tersebut menjadi miliknya dan seluruh daging kurban tersebut mesti diserahkan kepada fakir miskin. Orang yang menyembelihnya dan orang yang mampu tidak boleh memakannya karena orang yang telah meninggal tersebut tidak memberi izin untuk itu.
Menurut Mazhab Maliki: makruh hukumnya berkurban untuk orang yang telah meninggal dunia jika ia tidak menyebutkannya sebelum ia meninggal dunia, jika ia menyatakannya dan bukan nazar, maka dianjurkan bagi ahli waris untuk melaksanakannya.
Mazhab Hanafi dan Hanbali: (boleh) menyembelih kurban untuk orang yang telah meninggal dunia, sama seperti kurban untuk orang yang masih hidup, dagingnya disedekahkan dan boleh dimakan (oleh orang yang melaksanakan kurban), sedangkan pahalanya untuk orang yang telah meninggal dunia.
Akan tetapi menurut mazhab Hanafi haram hukumnya bagi orang yang melaksanakan kurban tersebut memakan daging kurban yang ia laksanakan untuk orang yang telah meninggal berdasarkan perintah dari orang yang telah meninggal.
(al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Syekh Wahbah az-Zuhaili, juz. 4, hal. 283).
الحـمـدلله
BalasHapusIlmu yang Bpk sampaikan bisa bermanfaat bagi kami.
Assalamualaikum pak kiayi, mahaon ijin bertanya,,
HapusJika berkurban urang tua kita sendiri gmn hukum,
Bagaimana cara mengirim pertanyaan kesini ? Mohon bantuannya ?
BalasHapusMasha Allah taarakallah
BalasHapusالحمدلله
BalasHapusTerima kasih tuan guru Ustadz Abdul Somad semoga Allah memberkahi ustadz umur panjang,badan sehat,Istiqomah dalam berda'wah.Aamiiin...
Dan terima kasih atas ilmunya.berti selama ini saya menjawab pertanyaan dari jama'ah tidak salah ustadz.cuma saya tidak menggunakan dalil seperti yang telah ustadz sampaikan.karena kekurangan ilmu yang miliki.in sya saya akan selalu belajar mohon doanya ustadz.semoga saya dikayakan dengan ilmu yang bermanfaat bagi ummat Syukron
Barakallah ustd. Ilmu yanx sangat bramngfaat
BalasHapusTrimakasih ilmu nya ustadz
BalasHapusBagaimana cara Mengajukan pertanyaan kesini ke gurunda UAS mohon bantuannya alhi fillah
BalasHapusT kasih uas
BalasHapusBlh tau link buku2 uas gk karna saya mau baca melalui hp ksi link nya boleh?
BalasHapusTerima kasih ustad UAS
BalasHapusJazakumullah khaer ustadz, sehat selalu..
BalasHapusBagaimana caranya mengajukan pertanyaan?
BalasHapusTerima kasih UAS sehat selalu
BalasHapusTerimakasih ilmunya pak ustadz
BalasHapusTerima kasih..ilmunya.semoga sehat Dan panjang usia.. UAS..
BalasHapus